Tugas Penulisan Softskill Sistem Informasi Manajemen
#1
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA
KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI PEMERINTAH DENGAN PERUSAHAAN ASURANSI SWASTA
PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi kita dapat merasakan adanya gejolak moneter yang
dapat menimbulkan persaingan yang sangat ketat antara perusahaan-perusahaan.
Agar perusahaan dapat bertahan hidup dituntut untuk mengelola perusahaannya
dengan cara yang lebih efisien. Salah satu kunci kesuksesan dan keberhasilan
dalam perusahaan adalah melalui perencanaan keuangan.
Perencanaan dan pengendalian
keuangan melibatkan proyeksi-proyeksi berdasarkan standar dan perkembangan dari
umpan balik dan proses penyesuaian untuk memperbaiki prestasi kerja.
Perencanaan keuangan adalah proses dari menganalisis pendanaan dan pilihan
investasi yang terbuka bagi perusahaan, memproyeksikan konsekuensi masa yang
akan datang akibat keputusan saat ini, guna menghindari hal-hal yang tidak
terduga dan hubungan antara keputusan saat ini dan masa yang akan datang,
menentukan alternatif mana yang akan dipilih, serta mengukur hasil selanjutnya
terhadap tujuan dalam rencana keuangan.
Sebagai usaha yang menghimpun dana dari masyarakat, perusahaan asuransi
tidak jauh berbeda halnya dengan bank dan lembaga-lembaga keuangan lainnya.
Untuk itu usaha asuransi harus dikelola secara professional, baik dalam
pengelolaan resiko maupun dalam pengelolaan keuangannya. Bagaimanapun,
sebagai lembaga yang mengelola dana publik, perusahaan asuransi wajib
melaporkan kinerja perusahaannya kepada publik, hal ini dilakukan agar para
nasabah dan orang-orang yang memiliki kepentingan dapat mengetahui secara pasti
tentang kondisi perusahaan, apakah perusahaan dalam keadaan sehat, kurang sehat
atau tidak sehat (krisis).
Untuk dapat
memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu perusahaan, perlu
mengadakan analisa atau interprestasi terhadap data finansial dari perusahaan
bersangkutan, dimana data finansial itu tercermin didalam laporan keuangan.
Ukuran yang sering digunakan dalam analisa finansial adalah rasio. Laporan
keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan.
Berdasarkan konsep periode akuntansi, maka laporan keuangan sangat diperlukan
untuk mengukur hasil usaha dan perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu
untuk mengetahui sejauh mana perusahaan mencapai tujuannya. Secara umum tujuan
perusahaan adalah meningkatkan kesejahteraan pihak-pihak yang berkaitan dengan
perusahaan dengan memaksimumkan laba. Pengukuran hasil usaha yang dicapai dapat
dilakukan dengan cara menganalisis rasio keuangan.
Analisis
laporan keuangan seringkali juga memasukkan aktivitas untuk membuat berbagai
macam transformasi atas laporan keuangan. Teknik analisis yang digunakan adalah
analisis rasio dan analisis persentase yang memungkinkan untuk
mengidentifikasi, mengkaji dan merangkum hubungan-hubungan yang signifikan dari
data keuangan perusahaan. Untuk menilai kinerja keuangan dan prestasi
perusahaan, analisis keuangan memerlukan tolok ukur yaitu rasio atau indeks
yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis
dan antarprestasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih
baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan. Dengan menggunakan alat
analisis, berupa rasio akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran tentang
posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio pembanding yang
digunakan sebagai standar.
Analisis rasio menggambarkan suatu hubungan
atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lainnya sangat
bermanfaat bagi manajemen untuk perencanaan dan pengevaluasian prestasi atau
kinerja perusahaan. Analisis rasio juga bermanfaat bagi para investor dalam
mengevaluasi nilai saham dan adanya jaminan atas keamanan dana yang akan
ditanamkan pada suatu perusahaan. Dengan demikian, analisis rasio keuangan
digunakan manajemen untuk pengambilan keputusan jangka pendek maupun jangka
panjang, peningkatan efisiensi dan efektivitas operasi, serta untuk
mengevaluasi dan meningkatkan kinerja.
Penilaian kinerja perusahaan dapat memberikan gambaran pengelolaan
manajemen keuangan suatu perusahaan apakah telah berjalan sesuai dengan tujuan
perusahaan yaitu penghematan biaya operasional, efektivitas penempatan
investasi. Salah satu alat penilaian kinerja keuangan adalah analisis rasio
keuangan, yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai dasar dalam pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen, khususnya perencanaan dan pengendalian untuk
mendapatkan tolok ukur tertentu yang membandingkan kinerja suatu perusahaan
pada tahun tertentu dengan kinerja tahun sebelumnya dan sesudahnya atau
membandingkan kinerja perusahaan dengan kinerja perusahaan lain, terutama dalam
industri yang sama. Adapun rasio keuangan yang umum digunakan untuk
menilai kinerja keuangan suatu perusahaan adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas,
rasio profitabilitas/rentabilitas dan rasio aktivitas.
METODE PENELITIAN
Obyek dari penelitian ini adalah
perusahaan yang bergerak di bidang asuransi yaitu PT. Jamsostek dan PT.
Prudential Life Assurance. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder berupa laporan keuangan PT. Jamsostek (Persero) dan PT. Prudential
Life Assurance tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. Alat uji analisis yang
digunakan adalah independent sample T-test. Independent sample T-test adalah
metode yang digunakan untuk menguji kesamaan rata-rata dari 2 populasi yang
bersifat independen. Berikut adalah hipotesis dalam penelitian:
H0: Tidak terdapat
perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara perusahaan asuransi milik pemerintah dan
perusahaan asuransi milik swasta.
Ha:
Terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara perusahaan asuransi
milik pemerintah dan perusahaan asuransi milik swasta.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang diperoleh dari
laporan keuangan masing-masing perusahaan yang menjadi objek penelitian dari
tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 diperoleh penentu kinerja perusahaan
asuransi BUMN dan perusahaan asuransi swasta. Dalam penelitian ini rasio yang
dipergunakan untuk menentukan kinerja perusahaan adalah rasio profitabilitas,
rasio likuiditas dan rasio solvabilitas.
Tabel 4.1
Rasio Profitabilitas, Likuiditas,
Solvabilitas PT. Jamsostek dan PT.
Prudential periode 2007-2011.
Sumber: Data Diolah 2012
Dibawah ini disajikan gambaran
tentang fluktuasi peningkatan dan penurunan rasio profitabilitas yang dialami
perusahaan asuransi BUMN dan perusahaan asuransi swasta.
Gambar 4.1
Rasio Profitabilitas
Berikut disajikan gambaran tentang
fluktuasi peningkatan dan penurunan rasio likuiditas yang dialami perusahaan
asuransi BUMN dan perusahaan asuransi swasta.
Gambar 4.2 Rasio Likuiditas
Berikut disajikan gambaran tentang
fluktuasi peningkatan dan penurunan rasio solvabilitas yang dialami perusahaan
asuransi BUMN dan perusahaan asuransi swasta.
Gambar 4.3
Rasio Solvabilitas
Setelah
diuraikan dan diberikan gambaran tentang keadaan tingkat profitabilitas,
likuiditas dan solvabilitas perusahaan asuransi BUMN dan perusahaan asuransi
swasta dari tahun 2007 sampai dengan 2011, selanjutnya penulis akan memberikan
penjelasan deskriptif dari data-data tersebut. Berikut deskriptif dari
penelitian ini:
Kinerja
Perusahaan Asuransi BUMN
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Perusahaan Asuransi BUMN
Descriptive Statistics
|
|||||
N
|
Minimum
|
Maximum
|
Mean
|
Std. Deviation
|
|
Profitabilitas
|
5
|
,0879
|
,1103
|
,101120
|
,0085762
|
Likuiditas
|
5
|
2,8279
|
6,9027
|
4,908960
|
1,8443265
|
Solvabilitas
|
5
|
1,5410
|
4,9787
|
3,041240
|
1,3274850
|
Valid N (listwise)
|
5
|
Tugas |
Sumber: data
diolah 2012.SPSS 20
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas dapat
dijelaskan mengenai deskripsi tentang rasio-rasio penelitian yang berupa rasio
profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas perusahaan asuransi BUMN.
Kinerja
Perusahaan Asuransi Swasta
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif
Perusahaan Asuransi Swasta
Descriptive Statistics
|
|||||
N
|
Minimum
|
Maximum
|
Mean
|
Std. Deviation
|
|
Profitabilitas
|
5
|
,0600
|
,1200
|
,094200
|
,0215917
|
Likuiditas
|
5
|
1,0900
|
2,3300
|
1,576000
|
,4644136
|
Solvabilitas
|
5
|
2,0600
|
7,6600
|
4,604000
|
2,1041578
|
Valid N (listwise)
|
5
|
Sumber: data diolah 2012.SPSS 20
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat
dijelaskan mengenai deskripsi tentang rasio-rasio penelitian yang berupa rasio
profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas perusahaan asuransi swasta.
Pengujian Hipotesis dengan
Independent Sample t-Test
Hasil analisis Independent Sample
T-Test dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara dua populasi
dengan melihat rata-rata dua sampelnya, yaitu perusahaan asuransi BUMN dan
perusahaan asuransi swasta dengan indikator rasio profitabilitas, rasio
likuiditas, dan rasio solvabilitas.
Tabel 4.4
Independent Sample Test
Data diolah
2012.SPSS 20
Analisis Rasio Profitabilitas
Berdasarkan tabel 4.4 bahwa F hitung
untuk rasio profitabilitas dengan
Equal variance assumed adalah 1,134 dengan probabilitas 0,318. Karena
probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, atau kedua varians
sama/tidak berbeda signifikan dalam kinerja kedua perusahaan asuransi. Berdasarkan
tabel 4.4 bahwa t hitung untuk rasio profitablitas dengan Equal variance assumed adalah 0,666 dengan probabilitas 0,524.
Karena 0,524 > 0,05 maka H0 diterima, ini berarti rata-rata
profitabilitas perusahaan asuransi BUMN dan perusahaan asuransi swasta tidak
berbeda signifikan. Semakin tinggi rasio profitabilitas menandakan semakin baik
pula kinerja keuangan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan sehingga
kemungkinan perusahaan dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Dimana untuk
memperoleh profit yang besar diperlukan adanya aktiva produktif yang
berkualitas dan manajemen yang solid.
Analisis Rasio Likuiditas
Berdasarkan
tabel 4.4 bahwa F hitung untuk rasio likuiditas dengan Equal variance assumed adalah 13,762 dengan probabilitas 0,006.
Karena probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak, atau kedua varians
benar-benar berbeda dalam kinerja kedua perusahaan asuransi. Berdasarkan
tabel 4.4 bahwa t hitung untuk rasio likuiditas dengan Equal variance not assumed adalah 3,919 dengan likuiditas 0,014.
Karena 0,014 < 0,05 maka H0 ditolak, ini berarti rata-rata
likuiditas perusahaan asuransi BUMN dan perusahaan asuransi swasta benar-benar
berbeda/berbeda signifikan.
Tingkat rasio likuiditas
perusahaan asuransi BUMN jauh lebih tinggi dibandingkan perusahaan asuransi
swasta. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan asuransi BUMN memiliki kondisi
yang lebih likuid, sekilas memang terlihat kinerja perusahaan asuransi BUMN lebih
baik dibanding perusahaan asuransi swasta karena mampu menghasilkan rasio
likuiditas yang jauh diatas perusahaan asuransi swasta, namun ternyata tidak
selalu demikian, pada dasarnya semakin tinggi rasio lancar seharusnya semakin besar kemampuan perusahaan
untuk membayar kewajiban jangka pendek. Tetapi rasio lancar yang terlalu tinggi
juga menunjukkan manajemen yang buruk atas sumber likuiditas. Kelebihan dalam
aktiva lancar seharusnya dapat digunakan untuk membayar deviden, membayar
hutang jangka panjang atau untuk investasi yang bisa menghasilkan tingkat
kembalian lebih.
Analisis Rasio Solvabilitas
Berdasarkan
tabel 4.4 bahwa F hitung untuk rasio solvabilitas dengan Equal variance assumed adalah 0,926 dengan solvabilitas 0,364.
Karena solvabilitas > 0,05 maka H0 diterima, atau kedua varians
sama/tidak berbeda signifikan dalam kinerja kedua perusahaan asuransi. Berdasarkan
tabel 4.4 bahwa t hitung untuk rasio solvabilitas dengan Equal variance assumed adalah -1,405 dengan probabilitas 0,198.
Karena 0,198 > 0,05 maka H0 diterima, ini berarti rata-rata
solvabilitas perusahaan asuransi BUMN dan perusahaan asuransi swasta tidak
berbeda signifikan. Bila di lihat dari rata-rata, rata-rata rasio solvabilitas
perusahaan asuransi swasta lebih tinggi dari perusahaan asuransi BUMN. Hal ini
menunjukkan bahwa kondisi kesehatan perusahaan asuransi swasta lebih baik dari
perusahaan asuransi BUMN, kesehatan perusahaan asuransi swasta dapat dilihat
dari besarnya rasio solvabilitas perusahaan asuransi swasta tertinggi sebesar
766% dan terendah sebesar 206% pada periode penelitian. Berbeda dengan
perusahaan asuransi BUMN, yang rasio solvabilitas tertinggi sebesar 497,87% dan
terendah sebesar 154,10%. Tingkat rasio solvabilitas kedua perusahaan asuransi
ini menunjukkan bahwa keadaan/kondisi keuangan masing-masing perusahaan dalam
keadaan sehat dan cukup aman dari resiko likuidasi.
SIMPULAN
Dalam Penelitian ini penulis
menganalisa dengan menggunakan uji independent sample t test dengan menggunakan
laporan keuangan kedua perusahaan asuransi yang menjadi objek penelitian, hasil
analisis menunjukkan bahwa rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas
perusahaan asuransi BUMN tidak berbeda signifikan dengan perusahaan asuransi
swasta karena memiliki tingkat signifikan > 0,05. Sedangkan untuk rasio
likuiditas perusahaan asuransi BUMN berbeda signifikan dengan perusahaan
asuransi swasta karena memiliki tingkat signifikan < 0,05. Dilihat dari rasio profitabiltas dan rasio
sovabilitasnya kinerja perusahaan asuransi swasta lebih baik dari perusahaan
asuransi BUMN karena perusahaan asuransi swasta memiliki rasio yang lebih
tinggi yang menandakan perusahaan asuransi memiliki kondisi perusahaan yang
lebih sehat. Dari rasio likuiditasnya perusahaan asuransi BUMN memiliki rasio
yang lebih tinggi dari perusahaan asuransi swasta yang berarti perusahaan
asuransi BUMN memiliki kondisi yang lebih likuid dibanding perusahaan asuransi
swasta.
DAFTAR PUSTAKA
Andi, 2009, 7
Langkah Mudah Melakukan Analisis Stastistik Menggunakan SPSS 17.
Yogyakarta: CV Andi Offset (Penerbit Andi).
Anonim, 2010. “Penerapan Ratio
Early Warning System untuk Menganalisis Kesehatan dan Mengukur Kinerja Keuangan
Pada Perusahaan Asuransi Kerugian.”. Skripsi. Dalam http://www.ukrida.ac.id/ diunduh pada jumat, 22 juni 2012
pukul 19:17 WIB
Asyikin, J dan Tanu, V.S. 2011. “Analisis Perbandingan
Kinerja Keuangan Antara Perusahaan Farmasi Milik Pemerintah (BUMN) dengan
Perusahaan Farmasi Swasta yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Dalam http://www.google.co.id/ diunduh pada rabu, 25 juli 2012
pukul 19:14 WIB
Darmawi, Herman, 2006. Manajemen Asuransi. Edisi 1, cetakan 4. Jakarta: Bumi Aksara
Darsono dan Ashari, 2006. Pedoman Praktik Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta: Penerbit
ANDI
Harahap, Sofyan Syafri, 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi 1, cetakan 6. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2008. Standar
Akuntansi Keuangan Per 1 September 2007. Jakarta: Salemba Empat
Irvansyah, riko. 2010. “Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Keuangan Early Warning
System Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
(BEI)”. Dalam http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/21122. diunduh pada selasa, 2 agustus
2012 pukul 20:33 WIB.
Jumingan, 2006.
Analisis Laporan Keuangan. Jakarta :
Bumi Aksara
Muspa.
“Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi. Jurnal Akuntansi”. Dalam http://www.google.co.id/ diunduh pada jumat, 22 juni 2012
pukul 20:56 WIB
S.R, Soemarso, 2005. Akuntasi Suatu Pengantar. Edisi Revisi, Buku 2 Edisi 5, Jakarta:
Salemba Empat
Sadeli, Lili. M, 2006. Dasar-Dasar Akuntansi, Edisi 1 cetakan ketiga, Jakarta: Bumi Aksara
0 komentar:
Posting Komentar